Bayangkan dirimu bersandar pada pohon pinus, bau tanah basah, alas duduk dari rumput
yang tertutup daun-daun kering dan suara gemericik air yang mengajakmu mencari
keberadaannya.
Lalu kau mengisi halaman
pertama dengan cerita kelahiran semesta yang bermula dari bunga di taman
langit. Mekar adalah cara kelopaknya menari, diiringi lagu dari album “NYAWA
BUNGA” sebagai soft lhauncing lagu karya Percisa kids dan Ngejah, mengalunkan nada
dan harmoni sebagai
pengantar pameran lukis
adik-adik Da Vinci Art dan pameran photo karya anak muda yang tergabung dalam Kofat.
Udara
sejuk menyerap dan menyalurkannya kepada 4 orang yang berbagi pengalamannya dalam
Obsucara Tasikmalaya: Anak muda berbakat yang prestasinya tak diragukan lagi,
karya terbarunya yang berjudul "Menembus Lorong Waktu" dinobatkan
sebagai pemenang kontes Photo, belajar tentang
TV Jurnalistik, Filmaker dokumenter asala semarang dan terakhir penulis asal
Tasik, lulusan dari Universitas Padjadjaran (Unpad) yang sudah menerbitkan bukunya
diantaranya Sepatu Dahlan, King, Laguna dan Dandelion.
Performance
dari Kirana Sarimbit, Teater Dongkrak diselingi pemutaran film Sebelum Pagi Terulang Kembali garapan
sutradara Lasja F. Susatyo dan film pendek yang masuk nominasi. Disusul
pengumuman film pilihan juri dalam kategori film fiksi yang
dipercayakan kepada lelaki asal medan, lulusan dari
ITB yang menyutradarai film pertamanya Janji
Joni (Joni's Promise) dan seorang penulis naskah.
Sementara film dokumenter oleh
lelaki asal Tasik, menjadi dosen Antropologi Visual, dan
sekarang masih menyelesaikan studinya S3 di negera kincir angin,
diumumkan oleh tamu undangan di malam penganugrahan dan ditutup oleh single
Tasikmalaya Punya Cerita.
Ini
halaman akhir, kau sadar bahwa pohon yang dijadikan sandaran ada karena memerhatikan apa yang ada dibawahnya
yakni akar pohon, tapi orang-orang lebih tertarik keindahan pucuknya.
Salam Rancage
Teks butuhspasi & Design Edi Martoyo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar